Minggu, 16 Oktober 2011
Senin, 18 Juli 2011
Pemeriksaan Analisis Semen Dasar & Lanjutan
Analisis semen memberikan informasi :
1. Produksi sperma oleh testis
2. Sumbatan dan fungsi saluran reproduksi pria
3. Aktivitas kelenjar aksesori
4. Kapabilitas Ejakulasi
Sehingga pemeriksaan semen dilakukan untuk :
- Diagnosis kemandulan pria
- Diagnosis infertilitas pria
- Prognosis kesuburan pria
- Mengidentifikasi penanganan yang akan dilakukan :
a. Medikamentosa
b. Pembedahan
c. Teknologi reproduksi berbantu (IUI,IVF,ICSI)
- Keperluan forensik
- Efektivitas vasektomi (KB Pria mantap)
Pemeriksaan semen dilakukan untuk mengevaluasi spermatogenesis dan spermiogenesis.
Sabtu, 02 Juli 2011
Interpretasi Spermiogram
1. Jumlah spermatozoa/ml
2. Persentase spermatozoa motil
3. Persentase spermatozoa berbentuk normal
Dengan perkataan lain, penilaian dititik beratkan pada spermatozoa. Walaupun demikian, parameter-parameter sperma yang lain tidak selalu dapat kita abaikan nilainya. Misalnya sperma yang tidak mengandung spermatozoa dengan volume kecil dan pH asam, memberikan dugaan suatu kelainan kongenital tertentu dari sistem reproduksi pria.
Pemeriksaan Makroskopis Analisis Semen
a. Koagulum (gumpalan) diperiksa secara visual biasa. Koagulum tidak akan tampak bila proses likwifaksi (“pencairan”) telah berjalan sempurna.
b. Bau semen diperiksa dengan indra olfaktorik. Bau semen adalah spesifik/khas, menyerupai bau larutan encer hipokhlorit.
c. Tuangkan seluruh sampel kedalam gelas ukur berkalibrasi, catat tinggi meniskus dengan ketentuan 0,1 ml
d. Warna/kekeruhan diperiksa secara visual biasa dengan bantuan latar belakang putih dan hitam. Normal akan tampak agak keruh-keabuan.
e. Dengan batang gelas, aduk merata sampel tersebut dan teteskan pada kertas pH seluas 1 x 1 (cm2). Tentukan pH-nya dengan kertas warna pembanding.
f. Viskositas
- Sampel yang telah homogen dihisap dengan pipet khusus (metode Eliasson) sampai angka 0,1
- Tutup ujung atas pipet dengan jari dengan posisi vertikal dari tersebut dilepas serentak stop-watch dihidupkan
- Pada tetesan pertama stop-watch dihentikan
- Catat waktu yang dibutuhkan untuk penetesan tersebut.
Bersihkan pipet yg selesai dipakai dengan cara sebagai berikut :
- Hisap asam asetat encer sampai pipet penuh
- Bilas berulang-ulang dengan aquadest (hisap-tiup)
- Selanjutnya bilas dengan etanol 96% beberapa kali dan tiup keluar sisa cairan dan keringkan
- Lakukan teknik yang sama untuk membersihkan pipet lekosit setelah saudara memakainya.
Kamis, 30 Juni 2011
Uji Fragmentasi DNA
Uji Fragmentasi DNA dilakukan untuk menilai integritas nukleus DNA spermatozoa dan kemampuan spermatozoa untuk membuahi sel telur.
Semakin banyak spermatozoa yang tidak terjadi fragmentasi (non-fragmented DNA) berarti semakin tinggi kemampuan untuk membuahi sel telur.
Sabtu, 28 Mei 2011
Jumat, 27 Mei 2011
Video Aglutinasi Sperma
Minggu, 08 Mei 2011
Video Analisa Sperma
Courtesy Youtube
Selasa, 03 Mei 2011
Handbook of Andrology, 2nd Ed
Andrology : Male Reproductive Health and Dysfunction
Andrology for the Clinician
Rabu, 12 Januari 2011
Kualitas Kontrol Lab. Andrology
In order to make results from semen analysis useful for the clinical investigation of the man there are some basic demands on the quality that must be met.
Robust methods
Analyses should be simple and possible to repeat. This means that procedures for under the analysis should be as few as possible, easy to learn and repeat without changes. Furthermore, the procedures must contain steps that allow early discovery of random and systematic errors.
Duplicate assessments
Especially at the determination of concentration and motility it is important to do assessments in duplicate and to compare the two results since random error easily can influence the assessments. If the two counts do not agree, it is likely that at least one of the assessments is wrong, and two new assessments should be done.
Comparisons within the laboratory
To know that the results of the laboratory do not vary between the members of staff or between different points of time, it is essential that all individuals performing analytical work regularly participate in internal quality control (IQC).
Comparisons with the rest of the world
The aim with standardized method is that results from different laboratories should be possible to compare. This can facilitate for patients moving to another clinic. However, it is even more important for the clinic and laboratory: to be able to transfer results from published studies into their own clinical practice it is a basic requirement that the procedures used (methods, equipment, staff training) in the laboratory are equivalent to those employed as in the centre publishing a scientific report.