Bentuk Normal Sperma
Morfologi yang terlihat pada mikroskop bukanlah morfologi dari spermatozoon hidup, tetapi citra yang kita buat. Citra ini tergantung pada beberapa faktor, seperti : spermiogenesis, transport sperma, pematangan, aging, lamanya di plasma semen, teknik pengecatan, fiksasi, pewarnaan maupun kualitas mikroskop yang dipergunakan.
Pewarnaan dan pengecatan dengan kualitas tinggi sangat penting ketika melakukan morfologi sperma. Setiap spermatozoon tanpa ”cacat” secara morfologi adalah normal, diluar itu adalah abnormal.
Evaluasi yang dilakukan meliputi : kepala, midpiece, dan ekor pada 200 spermatozoa.
Kriteria morfologi sperma disebut normal bila
Kepala : berbentuk oval, akrosom menutupi 1/3nya, panjang 3-5 mikron, lebar ½ s/d 2/3 panjangnya.
Midpiece : langsing (< ½ lebar kepala), panjang 2x panjang kepala, dan berada dalam satu garis lengan sumbu panjang kepala.
Ekor : batas tegas, berupa garis panjang 9 x panjang kepala.
Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah :
Makro : 25 % > kepala normal
Mikro : 25 % < kepala normal
Taper : kurus, lebar kepala ½ yng normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu
Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”
Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas akrosom
Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom
Piri : tidak jelas adanya kepala yg nyata, tampak midpiece dan ekor saja
Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah
Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar