Jumat, 03 Desember 2010

Morfologi Spermatozoa


Bentuk Normal Sperma

Morfologi yang terlihat pada mikroskop bukanlah morfologi dari spermatozoon hidup, tetapi citra yang kita buat. Citra ini tergantung pada beberapa faktor, seperti : spermiogenesis, transport sperma, pematangan, aging, lamanya di plasma semen, teknik pengecatan, fiksasi, pewarnaan maupun kualitas mikroskop yang dipergunakan.

Pewarnaan dan pengecatan dengan kualitas tinggi sangat penting ketika melakukan morfologi sperma. Setiap spermatozoon tanpa ”cacat” secara morfologi adalah normal, diluar itu adalah abnormal.

Evaluasi yang dilakukan meliputi : kepala, midpiece, dan ekor pada 200 spermatozoa.

Kriteria morfologi sperma disebut normal bila

  • Kepala : berbentuk oval, akrosom menutupi 1/3nya, panjang 3-5 mikron, lebar ½ s/d 2/3 panjangnya.

  • Midpiece : langsing (< ½ lebar kepala), panjang 2x panjang kepala, dan berada dalam satu garis lengan sumbu panjang kepala.

  • Ekor : batas tegas, berupa garis panjang 9 x panjang kepala.

Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah :

  • Makro : 25 % > kepala normal

  • Mikro : 25 % < kepala normal

  • Taper : kurus, lebar kepala ½ yng normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu

  • Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”

  • Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas akrosom

  • Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom

  • Piri : tidak jelas adanya kepala yg nyata, tampak midpiece dan ekor saja

  • Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah

  • Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar